Pertempuran Medan Area dan Bandung Lautan Api
A. Latar Belakang Pertempuran Medan
Area
Pada tanggal 9 november 1945, Pasukan Sekutu memasuki Kota Medan dibawah pimpin Brigadir Jenderal Ted Kelly diikuti pasukan NICA, yang didahului oleh pasukan komando pimpinan Kapten Westerling. Brigadir ini menyatakan kepada pemerintah RI akan melaksanakan tugas kemanusiaan, mengevakuasi tawanan dari beberapa kamp di luar Kota Medan. Dengan dalih menjaga keamanan, para bekas tawanan diaktifkan kembali dan dipersenjatai.
Latar belakang pertempuran Medan Area, antara lain:
1. Bekas tawanan yang menjadi arogan dan sewenang-wenang.
2. Ulah seorang penghuni hotel yang merampas dan menginjak-injak lencana merah putih.
3. Pemberian batas daerah Medan secara sepihak oleh Sekutu dengan memasang papan pembatas yang bertuliskan “Fixed Boundaries Medan Area (Batas Resmi Medan Area)” di sudut-sudut pinggiran Kota Medan.
Pada tanggal 9 november 1945, Pasukan Sekutu memasuki Kota Medan dibawah pimpin Brigadir Jenderal Ted Kelly diikuti pasukan NICA, yang didahului oleh pasukan komando pimpinan Kapten Westerling. Brigadir ini menyatakan kepada pemerintah RI akan melaksanakan tugas kemanusiaan, mengevakuasi tawanan dari beberapa kamp di luar Kota Medan. Dengan dalih menjaga keamanan, para bekas tawanan diaktifkan kembali dan dipersenjatai.
Latar belakang pertempuran Medan Area, antara lain:
1. Bekas tawanan yang menjadi arogan dan sewenang-wenang.
2. Ulah seorang penghuni hotel yang merampas dan menginjak-injak lencana merah putih.
3. Pemberian batas daerah Medan secara sepihak oleh Sekutu dengan memasang papan pembatas yang bertuliskan “Fixed Boundaries Medan Area (Batas Resmi Medan Area)” di sudut-sudut pinggiran Kota Medan.
Pada tanggal 18 Oktober 1945 Sekutu
mengeluarkan ultimatum yang isinya :
1)
melarang rakyat membawa senjata
2)
semua senjata harus diserahkan kepada pasukan Sekutu
Karena ultimatumnya tidak dihiraukan
oleh rakyat Medan, Pasukan Sekutu mengerahkan kekuatannya untuk menggempur kota
Medan dan sekitarnya. Serangan Sekutu ini dihadapi dengan gagah berani oleh
pejuang RI dibawah koordinasi kolonel Ahmad Tahir
B. Proses Terjadinya Pertempuran
Medan Area
Pada tanggal
24 Agustus 1945, antara pemerintah Kerajaan Inggris dan Kerajaan Belanda
tercapai suatu persetujuan yang terkenal dengan nama civil Affairs Agreement.
Dalam persetujuan ini disebutkan bahwa panglima tentara pendudukan Inggris di
Indonesia akan memegang kekuasaan atas nama pemerintah Belanda.
Dalam melaksanakan hal-hal yang berkenaan dengan pemerintah sipil, pelaksanaannya diselenggarakan oleh NICA dibawah tanggungjawab komando Inggris. Kekuasaan itu kelak di kemudian hari akan dikembalikan kepada Belanda. Inggris dan Belanda membangun rencana untuk memasuki berbagai kota strategis di Indonesia yang baru saja merdeka. Salah satu kota yang akan didatangi Inggris dengan “menyelundupkan” NICA Belanda adalah Medan.
Dalam melaksanakan hal-hal yang berkenaan dengan pemerintah sipil, pelaksanaannya diselenggarakan oleh NICA dibawah tanggungjawab komando Inggris. Kekuasaan itu kelak di kemudian hari akan dikembalikan kepada Belanda. Inggris dan Belanda membangun rencana untuk memasuki berbagai kota strategis di Indonesia yang baru saja merdeka. Salah satu kota yang akan didatangi Inggris dengan “menyelundupkan” NICA Belanda adalah Medan.
Sementara pada tanggal 27 Agustus 1945
rakyat Medan baru mendengar berita proklamasi yang dibawa oleh Mr. Teuku Moh
Hassan sebagai Gubernur Sumatera. Mengggapi berita proklamasi para pemuda
dibawah pimpinan Achmad lahir membentuk barisan Pemuda Indonesia. Pada tanggal
9 Oktober 1945 rencana dalam Civil Affairs Agreement benar-benar dilaksanakan.
Tentara NICA yang telah
dipersiapkan untuk mengambil alih pemerintahan ikut membonceng pasukan Inggris
itu. Mereka menduduki beberapa hotel di Medan. Pasukan Inggris bertugas untuk
membebaskan tentara Belanda yang ditawan Jepang. Para tawanan dari daerah
Rantau Prapat, Pematang Siantar, dan Brastagi dikirim ke Medan atas persetujuan
Gubernur Moh. Hasan. Ternyata kelompok tawanan itu dibentuk menjadi “Medan
Batalyon KNIL”, dan bersikap congkak.
Para pemuda dipelopori oleh Achmad Tahir, seorang
mantan perwira Tentara Sukarela (Giyugun) membentuk Barisan Pemuda Indonesia.
Mereka mengambil alih gedung-gedung pemerintahan dan merebut senjata dari
tangan tentara Jepang. Kemudian pada tanggal 10 Oktober 1945 dibentuklah TKR
(Tentara Keamanan Rakyat) Sumatera Timur. Anggotanya para pemuda bekas Giyugun
dan Heiho Sumatera Timur yang dipimpin oleh Ahmad Tahir.
Pada tanggal 13 Oktober 1945 terjadi insiden di sebuah
hotel di Jalan Bali, Medan. Seorang anggota NICA menginjak-injak bendera merah
putih yang dirampas dari seorang pemuda. Pemuda-pemuda Indonesia marah. Hotel
tersebut dikepung dan diserang oleh para pemuda dan TRI (Tentara Republik
Indonesia). Terjadilah pertempuran. Dalam peristiwa itu banyak orang Belanda
terluka. Peperangan pun menjalar ke Pematang Siantar dan Brastagi.
Pada tanggal 1 Desember 1945, pihak Sekutu memasang
papan-papan yang bertuliskan Fixed Boundaries Medan Area di berbagai sudut kota
Medan. Dengan cara itu, Inggris menetapkan secara sepihak
batas-batas kekuasaan mereka. Sejak saat itulah Medan Area
menjadi terkenal. Jenderal T.E.D Kelly
kembali mengancam para pemuda agar menyerahkan senjata. Siapa yang melanggar
akan ditembak mati.
Hal ini jelas menimbulkan reaksi para pemuda dan TKR
untuk melawan kekuatan asing yang mencoba berkuasa kembali. Pada tanggal 10
Agustus 1946 di Tebingtinggi diadakan pertemuan antara komandan-komandan
pasukan yang berjuang di Medan Area. Pertemuan tersebut memutuskan dibentuknya
satu komando yang bernama Komando Resimen Laskar Rakyat Medan Area. Komando resimen itu terdiri atas empat sektor, dan
tiap sektor terdiri dari empat subsektor. Tiap-tiap sektor berkekuatan satu
batalyon. Markas komando resimen berkedudukan di sudi mengerti, Trepes. Di
bawah komando itulah mereka meneruskan perjuangan di Medan Area.
Komanda ini terus mengadakan serangan terhadap
Sekutu diwilayah Medan. Hampir di seluruh wilayah Sumatera terjadi perlawanan
rakayat terhadap Jepang, Sekutu, dan Belanda. Pertempuran itu terjadi, antara lian
di Pandang, Bukit tinggi dan Aceh.
Dalam waktu 3 minggu Komando Medan
Area (KMA) mengadakan konsolidasi, disusun rencana serangan baru terhadap Kota
Medan. Kekuatannya sekitar 5 batalyon dengan pembagian sasaran yang tepat. Hari
"H" ditentukan 15 Februari 1947 pukul 06.00 WIB. Untuk masing-masing
sektor telah ditentukan Komandannya yakni pertempuran di front Medan Barat
dipimpin oleh Mayor Hasan Achmad dari Resimen Istimewa Medan Area atau RIMA.
Pertempuran di front Medan Area
Selatan dipimpin oleh Mayor Martinus Lubis dan pertempuran di front Koridor
Medan Belawan berasal dari pasukan Yahya Hasan dan Letnan Muda Amir Yahya dari
Kompi II Batalyion III RIMA.
Sayang
karena kesalahan komunikasi serangan ini tidak dilakukan secara serentak, tapi
walaupun demikian serangan umum ini berhasil membuat Belanda kalang kabut
sepanjang malam. Karena tidak memiliki senjata berat, jalannya pertempuran
tidak berubah. Menjelang Subuh, pasukan kita mundur ke Mariendal. Serangan
umum 15 Februari 1947 ini merupakan serangan besar terakhir yang dilancarkan
oleh pejuang-pejuang di Medan Area.
Kesimpulan:
Pertempuran di Medan
Area merupakan perlawanan yang paling sengit dan panjang di Sumatera Timur,
yang berlangsung hampir 2 tahun. Peristiwa Medan Area bermula dari kedatangan
tentara Inggris (Sekutu) yang membonceng NICA dengan tujuan meninjau tawanan
perang Jepang, namun kemudian beralih untuk membebaskan
tawanan. Selanjutnya tentara sekutu juga membangun kekuatan untuk
mengembalikan kekuasaannya yang pernah dirampas oleh Jepang. Pihak Inggris yang
seharusnya menjadi penertib malah lebih berpihak kepada Belanda. Peristiwa
ini merupakan motivasi rakyat dan Pemuda Pejuang yang tidak mau dijajah dengan
disertai sikap ulet dan pantang menyerah. Tapi walaupun demikian bagaimana pun
kuatnya motivasi, tanpa dilandasi kerjasama dan koordinasi yang baik, maka
setiap kegiatan dapat mengalami kegagalan. Sejarah telah membuktikan betapa
pahitnya keadaan ini.
Pertempuran Bandung Lautan Api
A. Latar Belakang Pertempuran Bandung Lautan Api
Pasukan
Sekutu Inggris memasuki kota Bandung sejak pertengahan oktober 1945. Menjelang
november 1945, pasukan NICA semakin merajelela di Bandung dengan aksi terornya.
Masuknya tentara sektu dimanfaatkan oleh NICA untuk mengembalikan kekuasaanya
di Indonesia. Tapi semangat juang rakyat dan para pemuda Bandung tetap
berkobar.
Latar belakang Bandung Lautan Api, antara lain :
1) Pasukan sekutu Inggris memasuki kota Bandung dan sikap pasukan NICA yang merajalela dengan aksi terornya.
2) Perundingan antara pihak RI dengan Sekutu/NICA, dimana Bandung dibagi dua bagian.
3) Bendungan sungai Cikapundung yang jebol dan menyebabkan banjir besar dalam kota
4) Keinginan sektu yang menuntut pengosongan sejauh 11km dari Bandung Utara.
Latar belakang Bandung Lautan Api, antara lain :
1) Pasukan sekutu Inggris memasuki kota Bandung dan sikap pasukan NICA yang merajalela dengan aksi terornya.
2) Perundingan antara pihak RI dengan Sekutu/NICA, dimana Bandung dibagi dua bagian.
3) Bendungan sungai Cikapundung yang jebol dan menyebabkan banjir besar dalam kota
4) Keinginan sektu yang menuntut pengosongan sejauh 11km dari Bandung Utara.
B. Proses Terjadinya Pertempuran
Bandung Lautan Api
Suatu peristiwa di
bulan Maret 1946, dalam waktu tujuh jam, sekitar 200.000 penduduk mengukir
sejarah dengan membakar rumah dan harta benda mereka, meninggalkan kota Bandung
menuju pegunungan di selatan. Peristiwa itu di kenal sebagai Bandung Lautan Api.
Sebuah memorabilia sejarah Bandung.
Pada awal tahun 1946, Inggris menjanjikan penarikan pasukannya dari Jawa Barat dan menyerahkan kepada Belanda, untuk selanjutnya digunakan sebagai basis militer. Kesepakatan sekutu, Inggris dan NICA (Nederlands Indie Civil Administration) memunculkan perlawanan heroic dari masyarakat dan pemuda pejuang di Bandung, ketika tentara Inggris dan NICA melakukan serangan militer ke Bandung. Tentara sekutu berusaha untuk menguasai Bandung, meskipun harus melanggar hasil perundingan dengan RI.Agresi militer Inggris dan NICA Belanda pun memicu tindakan pembumihangusan kota oleh para pejuang dan masyarakat Bandung. Bumi hangus adalah memusnahkan dengan pembakaran semua barang, bangunan, gedung yang mungkin akan dipakai oleh musuh.
Pada awal tahun 1946, Inggris menjanjikan penarikan pasukannya dari Jawa Barat dan menyerahkan kepada Belanda, untuk selanjutnya digunakan sebagai basis militer. Kesepakatan sekutu, Inggris dan NICA (Nederlands Indie Civil Administration) memunculkan perlawanan heroic dari masyarakat dan pemuda pejuang di Bandung, ketika tentara Inggris dan NICA melakukan serangan militer ke Bandung. Tentara sekutu berusaha untuk menguasai Bandung, meskipun harus melanggar hasil perundingan dengan RI.Agresi militer Inggris dan NICA Belanda pun memicu tindakan pembumihangusan kota oleh para pejuang dan masyarakat Bandung. Bumi hangus adalah memusnahkan dengan pembakaran semua barang, bangunan, gedung yang mungkin akan dipakai oleh musuh.
Sekutu dan
NICA Belanda, yang menguasai wilayah Bandung Utara (wilayah di utara jalan
kereta api yang membelah kota Bandung dari timur ke barat), memberikan
ultimatum (23 Maret 1946) supaya Tentara Republik Indonesia (TRI) mundur sejauh
11 km dari pusat kota (wilayah di selatan jalan kereta api dikuasai TRI) paling
lambat pada tengah malam tanggal 24 Maret 1946. Akibatnya pertempuran pun kembali
menghebat. Pada saat itu datang dua buah surat perintah yang isinya
membingungkan, yaitu :
1) Dari perdana Menteri Amir Syarifudin
Bahwa para pejuang / pasukan RI
harus mundur dari kota Bandung sesuai
dengan perjanjian antara pemerintah RI dengan Sekutu yanag saat itu sedang
berlangsung di Jakarta.
2)
Dari Panglima TKR (Jenderal
Sudirman)
Bahwa para pejuang/pasukan RI harus
mempertahankan Kota bandung sampai titik darah penghabisan.
Menghadapi dua perintah yang berbeda
ini, akhirnya pada
24 Maret 1946 pukul 10.00 WIB, para petinggi TRI mengadakan rapat untuk
menyikapi perintah PM Sjahril di Markas Divisi III TKR. Rapat ini dihadiri para
pemimpin pasukan Komandan Divisi III Kolonel Nasution, Komandan Resimen 8
Letkol Omon Abdurrahman, Komandan Batalyon I Mayor Abdurrahman, Komandan
Batalyon II Mayor Sumarsono, Komandan Batalyon III Mayor Ahmad Wiranatakusumah,
Ketua MP3 Letkol Soetoko, Komandan Polisi Tentara Rukana, dan perwakilan tokoh
masyarakat dan pejuang Bandung.
Dalam menyikapi ultimatum Inggris, sikap para pejuang terbelah. Ada yang menginginkan bertahan di Bandung sambil melakukan perlawanan hingga titik darah penghabisan, ada juga yang memilih meninggalkan Bandung sambil mengatur strategi gerilya ketika berada di luar Bandung. Meski begitu, tujuan mereka sama yakni menolak keras upaya penjajahan kembali oleh Belanda.
Rapat pun berlangsung alot dan panas. Berbagai usulan perlawanan disampaikan peserta rapat, salah satu usul adalah meledakkan terowongan Sungai Citarum di Rajamandala sehingga airnya merendam Bandung. Usul ini disampaikan Rukana. Namun saking emosinya, Rukana menyebut usulnya agar Bandung menjadi “lautan api”, padahal maksudnya “lautan air”. Diduga, dari rapat inilah muncul istilah Bandung Lautan Api.
Usul lain muncul dari tokoh Angkatan Muda Pos Telegrap dan Telepon (AMPTT), Soetoko, yang tidak setuju jika hanya TRI saja yang meninggalkan Bandung. Menurutnya, rakyat harus bersama TKR mengosongkan kota Bandung.
Sebagai pemegang kekuasaan tertinggi dalam militer di Bandung, Nasution akhirnya memutuskan untuk mentaati keputusan pemerintah RI. Keputusan ini berisi beberapa poin, di antaranya TRI akan mundur sambil melakukan melakukan infiltrasi atau bumi hangus, hingga Bandung diserahkan dalam keadaan tidak utuh.
Lalu rakyat akan diajak mengungsi bersama TRI. Selama pengungsian, TRI dan pejuang akan melakukan perlawanan dengan taktik gerilya ke Bandung Utara dan Selatan yang dikuasai musuh.
Melalui siaran RRI pada pukul 14.00, Nasution mengumumkan: bahwa semua pegawai dan rakyat harus keluar sebelum pukul 24.00, tentara melakukan bumi hangus terhadap objek vital di Bandung agar tidak dipakai Inggris dan NICA.
Saat malam tiba, TRI akan menyerang Bandung. TRI juga mempersiapkan sejumlah titik pengungsian bagi Keresidenan Priangan, Walikota Bandung, Bupati Bandung, Jawatan KA, Jawatan PTT, rumah sakit, dan lain-lain.
Rakyat sebagian ada yang menerima informasi tersebut, sebagian lagi hanya mendengar desas-desus bahwa Bandung akan dibakar dan penduduknya harus ngungsi segera menyebar, tetapi banyak juga yang tidak mengetahui sama sekali. Namun situasi umum waktu itu mencekam, kepanikan di mana-mana.
Dalam menyikapi ultimatum Inggris, sikap para pejuang terbelah. Ada yang menginginkan bertahan di Bandung sambil melakukan perlawanan hingga titik darah penghabisan, ada juga yang memilih meninggalkan Bandung sambil mengatur strategi gerilya ketika berada di luar Bandung. Meski begitu, tujuan mereka sama yakni menolak keras upaya penjajahan kembali oleh Belanda.
Rapat pun berlangsung alot dan panas. Berbagai usulan perlawanan disampaikan peserta rapat, salah satu usul adalah meledakkan terowongan Sungai Citarum di Rajamandala sehingga airnya merendam Bandung. Usul ini disampaikan Rukana. Namun saking emosinya, Rukana menyebut usulnya agar Bandung menjadi “lautan api”, padahal maksudnya “lautan air”. Diduga, dari rapat inilah muncul istilah Bandung Lautan Api.
Usul lain muncul dari tokoh Angkatan Muda Pos Telegrap dan Telepon (AMPTT), Soetoko, yang tidak setuju jika hanya TRI saja yang meninggalkan Bandung. Menurutnya, rakyat harus bersama TKR mengosongkan kota Bandung.
Sebagai pemegang kekuasaan tertinggi dalam militer di Bandung, Nasution akhirnya memutuskan untuk mentaati keputusan pemerintah RI. Keputusan ini berisi beberapa poin, di antaranya TRI akan mundur sambil melakukan melakukan infiltrasi atau bumi hangus, hingga Bandung diserahkan dalam keadaan tidak utuh.
Lalu rakyat akan diajak mengungsi bersama TRI. Selama pengungsian, TRI dan pejuang akan melakukan perlawanan dengan taktik gerilya ke Bandung Utara dan Selatan yang dikuasai musuh.
Melalui siaran RRI pada pukul 14.00, Nasution mengumumkan: bahwa semua pegawai dan rakyat harus keluar sebelum pukul 24.00, tentara melakukan bumi hangus terhadap objek vital di Bandung agar tidak dipakai Inggris dan NICA.
Saat malam tiba, TRI akan menyerang Bandung. TRI juga mempersiapkan sejumlah titik pengungsian bagi Keresidenan Priangan, Walikota Bandung, Bupati Bandung, Jawatan KA, Jawatan PTT, rumah sakit, dan lain-lain.
Rakyat sebagian ada yang menerima informasi tersebut, sebagian lagi hanya mendengar desas-desus bahwa Bandung akan dibakar dan penduduknya harus ngungsi segera menyebar, tetapi banyak juga yang tidak mengetahui sama sekali. Namun situasi umum waktu itu mencekam, kepanikan di mana-mana.
Meski panik, secara umum rakyat mematuhi keputusan
pemerintah. Banyak rakyat yang mengungsi, Meski berat hati harus meninggalkan
rumah yang sudah mereka ditinggali sejak kecil. Tempat tujuan pengungsi
menyebar, mulai dari Cililin, Ciparay dan Majalaya, Tasikmalaya, Cianjur,
Ciwidey, Garut, Sukabumi, bahkan adaya yang mengikuti hingga Jogjakarta.
TRI menjadwalkan peledakan pertama dimulai pukul
24.00 WIB di Gedung Regentsweg, selatan Alun-alun Bandung yaitu Gedung Indische
Restaurant (sekarang Gedung BRI), sebagai aba-aba untuk meledakan semua gedung.
Di tengah persiapan itu tiba-tiba terjadi ledakkan. Seorang pejuang, Endang Karmas, mengaku heran dengan adanya ledakan, padahal baru pukul 20.00 WIB. Ledakkan pertama itu terlanjut dianggap aba-aba, sehingga pejuang lain pun tergesa-gesa melakukan pembakaran dan peledakkan gedung.
Karena persiapan yang minim, banyak gedung vital yang tidak bisa diledakkan, kalaupun meledak, tidak sanggup merusak bangunan yang terlalu kokoh.
Beberapa kemungkinan menjadi pemicu melesetnya jadwal ledakkan dari jadwal semula, yakni faktor teknis atau keterampilan menguasi bahan peledak yang minim, alat peledak yang kurang, atau ada sabotase oleh musuh untuk menggagalkan sekenario Bandung Lautan Api.
Terlebih saat persiapan pengungsian pasukan Gurkha dan NICA terus melakukan provokasi hingga penembakan terhadap para pejuang. Hal itulah yang membuat rencana pembakaran dan penghancuran objek vital tidak berjalan seperti rencana.
Kebakaran hebat justru timbul dari rumah-rumah warga yang sengaja dibakar, baik oleh pejuang maupun oleh pemilik rumah yang sukarela membakar rumahnya sebelum berangkat ngungsi. Rumah-rumah warga yang dibakar membentang dari Jalan Buah Batu, Cicadas, Cimindi, Cibadak, Pagarsih, Cigereleng, Jalan Sudirman, Jalan Kopo. Kobaran api terbesar ada di daerah Cicadas dan Tegalega, di sekitar Ciroyom, Jalan Pangeran Sumedang (Oto Iskandar Dinata), Cikudapateuh, dan lain-lain.
Di tengah persiapan itu tiba-tiba terjadi ledakkan. Seorang pejuang, Endang Karmas, mengaku heran dengan adanya ledakan, padahal baru pukul 20.00 WIB. Ledakkan pertama itu terlanjut dianggap aba-aba, sehingga pejuang lain pun tergesa-gesa melakukan pembakaran dan peledakkan gedung.
Karena persiapan yang minim, banyak gedung vital yang tidak bisa diledakkan, kalaupun meledak, tidak sanggup merusak bangunan yang terlalu kokoh.
Beberapa kemungkinan menjadi pemicu melesetnya jadwal ledakkan dari jadwal semula, yakni faktor teknis atau keterampilan menguasi bahan peledak yang minim, alat peledak yang kurang, atau ada sabotase oleh musuh untuk menggagalkan sekenario Bandung Lautan Api.
Terlebih saat persiapan pengungsian pasukan Gurkha dan NICA terus melakukan provokasi hingga penembakan terhadap para pejuang. Hal itulah yang membuat rencana pembakaran dan penghancuran objek vital tidak berjalan seperti rencana.
Kebakaran hebat justru timbul dari rumah-rumah warga yang sengaja dibakar, baik oleh pejuang maupun oleh pemilik rumah yang sukarela membakar rumahnya sebelum berangkat ngungsi. Rumah-rumah warga yang dibakar membentang dari Jalan Buah Batu, Cicadas, Cimindi, Cibadak, Pagarsih, Cigereleng, Jalan Sudirman, Jalan Kopo. Kobaran api terbesar ada di daerah Cicadas dan Tegalega, di sekitar Ciroyom, Jalan Pangeran Sumedang (Oto Iskandar Dinata), Cikudapateuh, dan lain-lain.
Semua
listrik mati. Inggris mulai menyerang sehingga pertempuran sengit terjadi.
Pertempuran yang paling seru terjadi di Desa Dayeuhkolot, sebelah selatan
Bandung, di mana terdapat pabrik mesiu yang besar milik Sekutu. TRI bermaksud
menghancurkan gudang mesiu tersebut. Untuk itu diutuslah Muhammad Toha dan
Ramdan. Kedua pemuda itu berhasil meledakkan gudang tersebut dengan granat
tangan. Gudang besar itu meledak dan terbakar, tetapi kedua pemuda itu pun ikut
gugur sebagai pahlawan bangsa.
Sejarah
heroic itu tercatat dalam sejarah bangsa Indonesia sebagai peristiwa Bandung
Lautan Api (BLA). Lagu Halo-halo Bandung ciptaan Ismail Marzuki menjadi lagi
perjuangan pada saat itu. NICA Belanda berhasil menguasai Jawa Barat melalui
Perjanjian Renville (17 Januari 1948).
Beberapa
tahun kemudian, lagu "Halo-Halo Bandung" ditulis untuk melambangkan
emosi mereka, seiring janji akan kembali ke kota tercinta, yang telah menjadi
lautan api. Perlambang emosi mereka, seiring janji akan kembali ke kota
tercinta, yang telah menjadi lautan api.
Kesimpulan :
Terjadinya peristiwa
bandung lautan api diawali dari datangnya sekutu pada bulan Oktober 1945. Peristiwa
ini dilatar belakangi oleh ultimatum sekutu untuk mengosongkan kota bandung
pada tanggal 21 november 1945. Sekutu mengeluarkan ultimatum pertama isinya
kota bandung bagian utara selambat-lambatnya tanggal 29 november 1945
dikosongkan oleh para pejuang. Ultimatum tersebut tidak dianggap, selanjutnya
tanggal 23 maret 1946 sekutu mengeluarkan ultimatum kembali yang isinya hampir
sama dengan ultimatum pertama.
thanks ya min...^^
ReplyDeletethanks ya
ReplyDeletesama2...
Deletemampir lagi ya^^
maksih atas infonya ...
Deleteterimakasih infonya :)
ReplyDeletethanks you..
ReplyDeletetulisannya keren
ReplyDeletewww.sepatusafetyonline.com
infonya sangat menarik dan membantu
ReplyDeletemantap,,
Mari Bergabung Bersama Kami di suksestoto,com , Kami Salah Satu Bandar Togel online Terbesar yang sudah lama bergerak di bidangnya,dengan 8 Pasaran
ReplyDeleteNegara Yang bisa anda pilih, dan menjadi jutawan. ayok nunggu togel online
apa lagi mari kita ramai kan.
Menangkan Jutaan Rupiah dan Dapatkan Jackpot Hingga Puluhan Juta Dengan Bermain di www(.)SmsQQ(.)com
ReplyDeleteKelebihan dari Agen Judi Online SmsQQ :
-Situs Aman dan Terpercaya.
- Minimal Deposit Hanya Rp.10.000
- Proses Setor Dana & Tarik Dana Akan Diproses Dengan Cepat (Jika Tidak Ada Gangguan).
- Bonus Turnover 0.3%-0.5% (Disetiap Harinya)
- Bonus Refferal 20% (Seumur Hidup)
-Pelayanan Ramah dan Sopan.Customer Service Online 24 Jam.
- 4 Bank Lokal Tersedia : BCA-MANDIRI-BNI-BRI
8 Permainan Dalam 1 ID :
Poker - BandarQ - DominoQQ - Capsa Susun - AduQ - Sakong - Bandar Poker - Bandar66
Info Lebih Lanjut Hubungi Kami di :
BBM: 2AD05265
WA: +855968010699
Skype: smsqqcom@gmail.com
Assalamualaikum..kak terimakasih artikelnya sangat membantu kak?
ReplyDeleteakikah jogja
tulisan yang menarik
ReplyDeleteartikel menarik, komentar juga ya ke blog saya www.belajarbahasaasing.com
ReplyDeletedengan modal kecil dapatkan keuntungan besar ratusan juta rupiah setiap hari dengan bergabung bersama situs resmi terpercaya MURAHQQ
ReplyDelete